26 Juli 2007

Delapan Kado Terindah



ANEKA kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat, dan tak perlu membeli! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi. Kado-kado ini dapat menjadi kado-kado yang berguna bagi kehidupan mikro (keluarga) dan makro (bernegara/bersosialisasi) kita. Semoga.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto, faks atau e-mail. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati.

Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

D I A M
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya 'ruang'. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, "Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah
memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

KEINDAHAN
Siapa tak bahagia, jika orang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho! Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya setiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado 'kesediaan mengalah'. Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia
terlambat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadaribahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali
Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

Hilmy Wanamulya
hilmy.wanamulya@ap.mitsubishicorp.com


Diposting pada 15 Februari 2000

Kisah Yin dan Yang


DALAM timbunan buku-buku sejarah, muncul sebuah kisah yang tidak diketahui kapan pertama kali muncul dalam peradaban manusia. Kisah tentang dua orang bersahabat yang bernama Yin dan Yang. Mereka berdua adalah orang yang saleh, berjiwa besar, dan penuh cinta kasih. Mungkin suatu kebetulan bahwa nama mereka mengingatkan kita pada konsep Yin-Yang yang berlawanan itu, namun memang demikianlah, mereka (Yin dan Yang) selalu berlawanan.

Yin mempunyai keyakinan atau agama yang berbeda dengan Yang. Mereka secara teratur bertemu untuk mendiskusikan keyakinan mereka, dengan tujuan mencari sesuatu yang tak mereka ketahui namanya. Walaupun mereka saling menghormati dan mengajukan argumentasi dengan penuh adab, namun pada setiap akhir pertemuan, mereka tidak pernah merasa puas.

Segala cara dan metode diskusi yang diketahui telah mereka tempuh tapi tetap tidak menghasilkan apa-apa. Ketika nyaris frustasi, mereka mulai kehilangan kendali diri, dalam hati masing-masing mulai muncul rasa "lebih benar". Akhirnya tercetus kata-kata Yin : "Ah, seandainya engkau adalah aku, tentu akan bisa memahami apa yang ingin kusampaikan, dan diskusi ini akan dapat membawa kita lebih mengerti 'sesuatu' itu."

Yang : "Hei, aku juga berpikir begitu. Tapi bagaimana cara kita saling tukar diri kita?"

Karena memang mereka tidak dapat saling tukar diri, maka tak lama kemudian mereka menemukan pemecahan yang disetujui paling tepat. Diputuskan, Yin akan mempelajari agama/keyakinan Yang dan Yang akan mempelajari agama/keyakinan Yin. Dan karena mereka memang menginginkan hasil terbaik dan terbenar, maka mereka berikrar akan mempelajari dengan sepenuh hati, berusaha memahami dengan hati terbuka, tidak malah mencari-cari titik kelemahan yang akan digunakan untuk menyerang lawannya.

Diputuskan, setelah 40 tahun mereka akan bertemu lagi untuk "duel sampai titik darah penghabisan".

Akhirnya, 40 tahun kemudian, Yin dan Yang yang telah semakin tua, bertemu pada senja hari di tempat terakhir mereka bertemu dahulu. Mereka saling berpandangan, tak sepatah kata pun yang terucapkan. Sinar mata mereka penuh kasih yang menghanyutkan sukma, senyum mereka begitu halus dan tulus. Mereka saling memeluk. Resonansi getaran jiwa mereka pada angin yang membelai, pada daun-daun yang berbisik, pada seluruh relung ruang di jagad raya ini : "Saudaraku, kau selalu dalam aku, dan aku dalam engkau."

Sejak saat itu tak ada lagi diskusi, karena dalam pelukan itu mereka mengerti tanpa mengetahui dan mendapatkan tanpa mencari.

Diposting pada 14 Februari 2000

Empat Nasehat Liao Fan (27)


Saya baru saja berumur 40 tahun, bagaimana saya dapat berbuat begitu banyak kesalahan/kejahatan?
Hakim menjawab : "Bila timbul satu niat tidak baik, ini sudah termasuk kesalahan, bukan harus telah berbuat baru dianggap kesalahan. Sebagai contoh, bila Anda melihat seorang perempuan cakap lalu timbul niat tidak baik, ini telah dianggap sebagai kesalahan".

Jun Da lalu bertanya apa yang tercatat dalam catatan perbuatan baik tersebut yang bisa lebih berat dari catatan-catatan perbuatan buruk yang banyak tersebut. Hakim menjawab.....

Suatu ketika raja merencanakan membangun sebuah jembatan batu raksasa, Anda mengajukan usulan untuk tidak dilaksanakan rencana tersebut karena ini adalah sebagai proyek yang sangat berat dan akan menyengsarakan puluhan ribu rakyat yang dipekerjakan. Ini adalah salinan dari usulan Anda untuk raja.
Jun Da berkata : "Memang saya membuat usulan tersebut, tetapi usulan tersebut ditolak, bagaimana dapat bisa lebih berat dari kesalahan-kesalahan yang banyak itu?"

Hakim menjawab : "Walaupun raja tidak menerima usulan Anda, tetapi niat Anda yang baik ini untuk menyelamatkan penderitaan puluhan ribu rakyat adalah sangat besar. Bila raja menerima usulan Anda, kebajikannya akan jauh lebih besar lagi".

Oleh karena itu, bila seseorang berniat berbuat baik untuk manfaat semua orang, sebuah perbuatan baik yang kecil merupakan pahala yang tidak terhingga besarnya. Ini yang disebut kebajikan besar.

Bila seseorang hanya memikirkan keuntungan sendiri saja, maka walaupun dia banyak membuat hal-hal yang baik, tetapi pahalanya adalah sangat kecil. Ini adalah kebajikan kecil.

Apa yang dimaksud kebajikan sulit dan kebajikan mudah? Cendekiawan kuno selalu berkata....

Bila seseorang hendak melatih diri agar hidup disiplin diri dan berbuat baik, dia harus memulai dari perbuatan/kebiasaannya yang paling sulit diatasi, secara otomatis kebiasaan kecil tidak akan terulang lagi.

Fan Chr, adalah seorang murid Konghucu, suatu ketika bertanya kepada gurunya bagaimana seseorang dapat melatih diri agar berkeprikemanusiaan yang sangat dalam.....

Konghucu menjawab : "Mulai dari yang paling sulit dipraktekkan".

Yang dimaksud Konghucu "yang paling sulit" adalah menghapuskan pikiran ego, seseorang harus mempraktekkan untuk menaklukkan apa yang paling sulit untuk ditaklukkan. Kita dapat meniru perbuatan seorang guru tua yang bernama Tuan Su dari daerah Chiang Shi, dia memberikan uang senilai 2 tahun gajinya kepada sebuah keluarga miskin untuk membayar denda pemerintah, sehingga keluarga tersebut tidak terpecah, kalau tidak suaminya akan dipenjarakan dan tidak ada yang mencari nafkah.

Contoh lain adalah Tuan Jang dari daerah Herbei. Tuan Jang melihat seorang yang sangat miskin yang terpaksa mengadaikan istri dan anaknya karena tidak memiliki uang untuk membayar utangnya atau istri dan anaknya akan kehilangan nyawa.

Karena itu, Tuan Jang memberikan tabungan yang ditabungnya selama sepuluh tahun kepada orang miskin tersebut, sehingga keluarganya dapat berkumpul kembali.

Contoh seperti Tuan Su dan Tuan Jang adalah sangat sulit ditemukan, mereka memberikan apa yang paling sulit untuk diberikan, yang orang lain tidak mungkin korbankan, tetapi mereka memberikan dengan sukarela.

Contoh lain adalah Tuan Jin dari propinsi Chiangsu, dia sudah tua dan tidak mempunyai anak, tetangganya menawarkan putri bungsunya untuk dinikahkan dengan Tuan Jin agar mempunyai keturunan. Tetapi Tuan Jin tidak tega menghancurkan masa depan yang cerah dan panjang putri tetangganya serta menolak penawaran tersebut dan memulangkan putri tetangganya itu ke rumahnya kembali.

Ini adalah contoh lain dari dapat menaklukkan apa yang paling sulit untuk ditaklukkan oleh seseorang. Karena itu Yang Kuasa memberkati ketiga orang ini, keberuntungan yang luar biasa atas perbuatan istimewa mereka.

Adalah lebih mudah bagi orang yang berkuasa dan kaya untuk mengumpulkan kebajikan dibandingkan dengan orang yang miskin. Adalah sangat memalukan bila seseorang menolak untuk berbuat baik walaupun itu adalah hal yang sangat mudah baginya dan mempunyai banyak kesempatan. Adalah sangat sulit bagi orang yang miskin dan tidak berkuasa untuk membantu orang lain, tetapi dalam keadaan yang sulit ini, seseorang tetap berusaha untuk membantu orang lain, pahalanya adalah tidak terhingga.

Diposting oleh : Hengky Suryadi
Message #20107

Empat Nasehat Liao Fan (22)


Apa yang dimaksud dengan kebajikan tersembunyi (Yin) dan kebajikan terbuka (Yang)

Bila seseorang berbuat baik dan orang lain mengetahuinya, ini disebut
kebajikan Yang, bila orang berbuat baik dan tidak ada orang yang
mengetahuinya, ini yang disebut kebajikan Yin.

Kebajikan Yin pasti diketahui Langit/Tuhan dan sudah tentu akan diberi
berkah yang berlimpah-limpah, orang yang mempraktekkan kebajikan yang
diketahui orang hanya akan menikmati reputasi yang baik.

Reputasi adalah suatu rezeki, tetapi Yang Kuasa menganggap ini adalah suatu
pantangan dan tidak memberkahi orang yang mencari reputasi.

Kita dapat melihat, bahwa orang yang mempunyai reputasi tinggi, tetapi tidak
didukung oleh perbuatan kebajikan, lambat laun malah merupakan suatu
bencana, karena orang lain iri dan ingin mencelakakannya. Seorang yang
benar-benar tidak melakukan kesalahan dan selalu mau menerima fitnahan/caci
maki orang tanpa membalas atau membela diri untuk hal-hal yang tidak
dilakukannya, kelak keturunannya akan makmur mendadak dan berhasil.

Dengan ini, kita dapat melihat betapa pentingnya untuk mengerti
perbedaan-perbedaan kecil antara kebajikan Yin dan Yang, jangan sampai salah
menafsirkannya.

Dalam melaksanakan kebaikan, ada juga yang kadang kita anggap sebagai suatu
kebaikan, tetapi nyatanya tidak demikian, dan apa yang kita anggap tidak
baik, ternyata adalah baik. Ini adalah kebajikan benar dan salah.
Sebagai salah satu contoh, pada zaman Chun Chiu, ada sebuah kerajaan yang
bernama Lu, saat itu ada kerajaan lain yang memperbudakkan rakyat kerajaan
Lu. Pemerintah kerajaan Lu mengeluarkan peraturan bahwa barang siapa yang
menebus kebebasan rakyat kerajaan Lu yang diperbudak tersebut, akan mendapat
hadiah dari pemerintah. Saat itu, seorang murid Konghucu yang bernama Dz
Gong membayar uang tebusan membebaskan budak-budak tersebut, tetapi dia
tidak mau menerima hadiah yang diberikan pemerintah. Setelah Konghucu
mengetahui hal ini, Beliau sangat tidak senang dan berkata :"Dz Gong, anda
telah berbuat kesalahan".

Pandangan orang suci/bijak berbeda dengan orang awam, mereka melihat secara
keseluruhan pengaruh suatu tindakan terhadap masyarakat banyak, mereka mau
mengajarkan rakyat agar membangun suatu kebiasaan baik, suatu standard sikap
yang baik, suatu moralitas. Bukan melakukan suatu tindakan hanya karena
keinginan seseorang. Rakyat kerajaan Lu lebih banyak yang miskin, dengan
menolak hadiah pemerintah, tindakan Dz Gong tealh mempengaruhi pikiran
rakyat, bahwa menerima hadiah adalah tamak.

Sehingga bagi orang yang tidak mau dikatakan sebagai orang tamak atau
berbuat demikian karena hanya menginginkan hadiah pemerintah saja, akan
segan/tidak mau menebus budak-budak tersebut. Bila ini terjadi, kelak tidak
akan ada orang yang mau menebus budak-budak rakyat tersebut lagi. Sehingga
peraturan yang baik itu tidak berfungsi dan gagal.

Bila ingin memotivasi semua orang untuk berbuat baik, Dz Gong seharusnya
menerima hadiah pemerintah ini, bukan untuk keinginan dirinya, tetapi untuk
mempengaruhi masyarakat banyak, sehingga mereka juga termotivasi mau menebus
budak.

Oleh : Hengki Suryadi
Message #20026

Empat Nasehat Liao Fan (21)

Lalu mengapa ada orang yang berbuat baik, tetapi keluarga dan keturunannya
malah hidup menderita, di lain pihak, orang yang selalu banyak membuat
kejahatan mendapat kehidupan baik, mana hukum sebab akibatnya?
Apakah tidak ada standarnya dalam ajaran Buddha?

Guru Jung Feng berkata : "Manusia umumnya buta oleh kejadian sehari-hari,
mereka tidak membersihkan pikiran mereka dari hal-hal yang tidak baik dan
salah persepsi, karena itu perbuatan yang baik dianggap salah dan yang salah
dianggap betul, ini sudah umum pada zaman sekarang. Lagi pula, orang-orang
ini tidak menyalahi diri atas kesalahan persepsi ini, malah menyalahi Yang
Kuasa tidak adil atas nasibnya yang jelek ini!"

Murid kedua berkata : "yang baik adalah baik dan yang jelek adalah jelek,
bagaimana mereka dapat salah menafsir?" setelah mendengar ini, guru Jung
Feng meminta mereka masing-masing mengeluarkan pendapat masing-masing
tentang apa yang baik dan apa yang salah.

Murid ketiga berkata : "Memarahi dan memukul orang lain adalah salah,
menghormati orang lain adalah baik".
Guru menjawab : "Belum tentu".

Murid keempat berkata : "Tamak dan mengambil uang orang lain adalah salah,
mengalah adalah benar".
Guru menjawab : "Belum tentu".

Murid-murid lain semua mengatakan ini adalah benar, itu adalah salah, akan
tetapi guru selalu menjawab : "Belum tentu". Lalu murid-murid bertanya :
"Apa yang dianggap baik dan yang salah?"

Guru Jung Feng menjawab : "Berbuat sesuatu untuk kepentingan orang lain
adalah baik, untuk kepentingan diri sendiri adalah salah. Bila kita berbuat
sesuatu untuk kepentingan orang lain, tidak masalah bila kita memarahi atau
memukul orang tersebut, ini adalah tetap dianggap baik. Bila tujuan kita
adalah untuk kepentingan diri sendiri, tidak peduli bagaimana kita bersikap
mengalah atau sopan santun, tetap dianggap salah".

Karena itu, bila kita berbuat sesuatu hanya untuk kepentingan orang lain,
orang banyak, ini adalah kebajikan sejati. Bilamana berbuat sesuatu hanya
untuk kepentingan diri sendiri, ini adalah kebajikan palsu.

Bila kebajikan tersebut benar-benar bersumber dari hati nurani kita, ini
adalah kebajikan sejati, bila kita berbuat kebaikan hanya karena ini adalah
baik, maka dianggap kebajikan palsu. Sebagai tambahan, bila kita berbuat
kebaikan tanpa mengharapkan balasan, ini adalah kebajikan sejati, kita
berbuat baik untuk tujuan tertentu diri sendiri, ini adalah kebajikan palsu.
Orang yang ingin mempraktekkan kebajikan perlu merenungkan perbedaan ini.

Apa yang dimaksud kebajikan lurus dan miring. Kita sering menganggap orang
yang ramah adalah orang baik, tetapi orang bijak dan orang suci menganggap
orang yang berani berbuat dan bercita-cita tinggi adalah orang baik.

Ini karena orang berani berbuat dan bercita-cita tinggi mudah dididik dan
dibimbing dan mungkin kelak akan berhasil meraih cita-citanya dengan
cemerlang. Sedangkan orang yang terlalu hati-hati dan kaku tidak dapat
berbuat sesuatu yang cemerlang.

Untuk orang yang selalu bertindak kaku dan terlalu hati-hati, mungkin mereka
selalu disenangi semua orang, tetapi karena kepribadiannya yang lemah,
mereka sangat mudah terbawa arus, tidak dapat berbuat apa-apa. Orang suci
selalu berkata bahwa orang jenis ini adalah pencuri kebajikan. Dari sudut
pandang ini, kita dapat melihat bahwa pandangan orang suci adalah sangat
berbeda dengan orang awam.

Apa yang dianggap baik oleh orang awam, orang suci menganggap tidak baik,
apa yang dianggap tidak baik oleh orang awam, orang suci menganggapnya baik.

Langit, Bumi, Dewa/Dewi, Malaikat mempunyai pandangan yang sama dengan orang
suci. Orang baik diberi berkah, orang jahat dihukum. Apapun tanggapan orang
suci bahwa suatu hal ini baik, mereka juga beranggapan demikian, mereka
tidak menilai sesuatu dari segi pandangan orang awam. Karena itu, seseorang
yang ingin mengumpulkan kebajikan jangan tertipu dan terpengaruh oleh hanya
untuk memenuhi dan menyesuaikan pandangan dan kebiasaan-kebiasaan umum
manusia di masyarakat.
Sebaliknya, mereka harus melatih diri agar selalu jujur dan rendah hati,
tidak hanya ingin mencari nama atau menyenangkan orang dengan tujuan
mendapat simpati. Seseorang harus selalu berusaha mempertahankan kemurnian
hatinya jangan sampai terjadi penyimpangan.

Kebajikan lurus berasal dari keinginan yang selalu hendak menolong orang
lain. Kebajikan miring timbul atas kerakusan untuk menyenangkan orang lain
untuk mendapat simpati dan selalu berpura-pura. Memberikan kasih sayang
kepada orang lain adalah kebajikan lurus. Iri hati, kemarahan adalah
kebajikan miring. Kebajikan lurus adalah bila seseorang bersikap sopan,
kebajikan miring adalah bila seseorang bersikap tidak tulus.

Message #20021 of 57519

Empat Nasehat Liao Fan (20)


CONTOH nyata lain adalah seorang yang bernama Li Chi dari propinsi Jian Shu, ayahnya adalah seorang pegawai di pengadilan propinsi. Suatu ketika, ayah Li mengetahui bahwa ada seorang tawanan dihukum mati, dia berusaha memohon keringanan hukuman untuk tawanan ini.

Ketika tawanan ini mengetahui usaha ayah Li untuknya, dia berkata kepada istrinya : "Saya begitu berhutang budi kepada orang ini, tetapi saya tidak ada cara untuk membalasnya, maukah anda mengundangnya ke rumah dan menikahinya? Mungkin hal ini akan menyenangkannya dan kesempatan saya untuk hidup lebih besar lagi".

Istri tawanan tersebut menangis dan mendengarkan permintaan suaminya, dia tidak ingin melakukannya, tetapi hanya cara inilah dia dapat menolong suaminya pada saat ini. Karena itu, pada saat ayah Li datang berkunjung ke rumahnya pada hari berikutnya, dia menawarkan minuman arak dan menyampaikan keinginan suaminya.

Ayah Li menolak tawarannya untuk menikah, tetapi tetap berusaha keras menjernihkan kasus tersebut. Akhirnya tawanan tersebut dibebaskan, dia bersama istrinya datang ke rumah ayah Li untuk berterima kasih dan berkata : "Kebajikan yang seperti anda lakukan ini adalah sangat sulit ditemukan pada zaman ini, bagaimana saya membalas budi anda? Anda tidak mempunyai anak laki-laki, bagaimana kalau anda menikahi putri saya, hanya inilah cara saya membalas budi anda, terimalah!"

Ayah Li menerimanya dan segera pasangan ini melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Li Zhi. Li lulus ujian negara tingkat tinggi pada saat dia hanya berumur dua puluh tahun. Anak Li yang bernama Gao, cucu dari Lu dan cicitnya Da Wun semua lulus ujian negara level tinggi dan diangkat sebagai pejabat pemerintah.

Sepuluh contoh di atas semua menceritakan kebajikan yang berbeda dan dilakukan orang yang berbeda pula. Walaupun perbuatannya berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu "berbuat baik". Bila kita lebih mendalam meneliti kebajikan, kita akan menemukan banyak perbedaan.

Ada kebajikan yang sejati dan palsu, kebajikan yang lurus dan kebajikan yang miring, kebajikan yang tersembunyi (Yin) dan kebajikan yang terbuka (Yang), yang benar dan salah, yang tegak atau yang condong, yang penuh atau setengah penuh, yang besar atau yang kecil, yang mudah dan yang sulit.

Perbedaan jenis-jenis kebajikan ini masing-masing mempunyai peraturannya tersendiri yang harus benar-benar dipelajari dan dimengerti. Jikalau tidak, kadang kala kita mengira telah berbuat kebaikan, tetapi sebaliknya kita malah berbuat kesalahan. Sekarang saya akan menjelaskan perbedaan jenis-jenis kebajikan tersebut satu persatu.

Apa yang disebut kebajikan sejati dan palsu? Pada zaman dinasti Yuan, sekumpulan pelajar mengunjungi guru besar Jung Feng di Gunung Tianmu, satu murid berkata : "Buddha selalu mengajarkan hukum karma, yang baik dan buruk adalah ibarat bayangan badan, akan mengikuti kemana saja kita pergi".

Ini menjelaskan bahwa perbuatan baik selalu mengundang keberuntungan dan berbuat jahat selalu mengundang bencana.

Imlek di Kawasan Glodok Jakarta



Pintu Naga Emas Terbuka, Pintu Toko Tertutup

Oleh : Syahran Rasuna

Berdasarkan penanggalan Tionghoa, setelah pukul 00.00 nanti malam, pintu gerbang Tahun Naga Emas telah terbuka. Dan gerbang Naga Emas ini akan tertutup pada pukul 00.00 setelah 3 Februari 2001. Itu berarti, sesuai dengan siklusnya yang hanya 60 tahun sekali, Tahun Naga Emas baru akan terjadi lagi pada tahun 2060. Masih lama sekali.

JIKA gerbang pintu Naga Emas dinihari nanti terbuka lebar, pintu-pintu toko di sebagian besar kawasan Glodok seperti Pinangsia, Pancoran, Mangga Dua, Sawah Besar, Gajahmada dan wilayah Pecinan lainnya, Sabtu besok justeru tutup. Pertokoan di kawasan ini baru buka normal kembali pada hari Senin. ''Kalau masih ada yang buka, paling-paling hanya setengah hari. Itu pun hanya melayani order dan bukan transanksi langsung yang bersifat umum,'' kata A Kiong, seorang pedagang di Gloria, Pancoran.

Kenapa mesti tutup? Jawabannya adalah perayaan Imlek. ''Biasa, seperti Anda yang Lebaran pada 1 Syawal. Imlek merupakan hari raya besar bagi kami,'' tutur Han, seorang pedagang lainnya di bilangan Petak Sembilan, masih di Pancoran. ''Buka toko pada hari raya Imlek bawa sial,'' tambah A Cun, pria Tionghoa berusia lanjut ketika saya temui di bilangan Pintu Kecil.

Menurut A Cun, Han dan juga A Kiong, mereka mengambil libur dua hari. Maksudnya, toko mereka baru buka hari Senin. Ketiga pria yang mengaku lahir dan besar di kawasan Jakarta Kota ini yakin, sebagian besar toko milik keturunan Tionghoa di wilayah Jakarta Kota ini akan tutup. Kalau toh buka, hanya separuh hari dan hanya untuk pelanggan-pelanggan tertentu yang pada hari sebelumnya tak sempat dilayani. Misalnya seperti pengepakan atau pengiriman barang. Apalagi, menurut A Cun, Imlek kali ini berbeda dengan Imlek-Imlek sebelumnya karena bertepatan dengan muncul Tahun Naga Emas. ''Ini tahun istimewa. Tahun yang hebat. Maka hal-hal yang diyakini bisa membawa sial, harus betul-betul dijauhi,'' tuturnya.

Berbicara tentang Tahun Naga Emas, banyak etnis Tionghoa yang percaya tahun ini merupakan tahun keberuntungan. Sebab menurut mereka, tahun 2000 merupakan Tahun Naga Logam. Naga Logam ini bersifat YANG (positif). ''Sebenarnya, Tahun Naga Emas, dulunya tidak dikenal. Astrologi Tionghoa lebih mengenal kata logam. Misalnya Tahun Naga Logam. Karena logam
dikonotasikan emas, maka kita lebih senang menyebut Naga Emas,'' urai seorang pengusaha yang meminta namanya tidak perlu disebut.

Sang Pengusaha ini tidak bisa menjelaskan, sejak kapan istilah Naga Emas populer dan sejak kapan Naga Logam tak lagi dipakai. ''Saya bukan ahlinya. Tapi begitulah cerita dari orang-orangtua kita. Emas adalah logam yang mulia. Perak atau tembaga juga logam. Tapi karena emas lebih mulia, kata itulah yang dipakai,'' ujarnya.

Bagi etnis Tionghoa khususnya dan pemerhati astrologi umumnya, Tahun ini menjadi sangat istimewa karena Naga dengan unsur dasar logam mulia (diidentikkan dengan emas), merupakan pengulangan siklus yang hanya terjadi dalam 60 tahun sekali. Siklus ini didasarkan pada kelipatan shio yang berjumlah 12. Dalam astrologi Tionghoa, seperti yang juga telah dikenal sebagian masyarakat penyuka ilmu perbintangan, ke 12 shio itu dilambangkan dengan ; Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi.

Perayaan Imlek yang kali ini nampaknya terasa lebih istimewa dibanding tahun-tahun lalu, sejauh pengamatan Standard, sebenarnya tidak hanya karena tahun 2000 ini merupakan Tahun Naga Emas. Tapi lebih karena aura politik yang terjadi di tanah air yang telah membuka pintu kebebasan dan persamaan hak. Terlebih bagi etnis Tionghoa, selama lebih dari 32 tahun
di zaman pemerintahan Soeharto, mereka terkungkung tak boleh ini tak boleh itu.


Sampai-sampai kesenian Barongsai yang seringkali juga dimainkan oleh warga pribumi, tidak dibolehkan unjuk kelincahan yang bertumpu pada nilai-nilai seni dan kebudayaan. Itu sebabnya, begitu pintu rezim orba tumbang dan digantikan oleh pemerintahan Gus Dur, kesenian barongsai tidak saja kembali menggeliat dan melompat-lompat. Tapi juga difestivalkan dengan kemeriahan yang meledak ledak.


Kembali pada hari raya Imlek dikaitkan dengan Tahun Naga Emas, banyak etnis Tionghoa yang percaya tahun 2000 ini menjadi awal kebangkitan dunia usaha. Hanya saja, iklim dunia usaha belum cukup kondusif untuk menyambut sang naga keberuntungan itu. Pasalnya, ini rangkuman dari berbagai percakapan dengan para pedagang di Glodok, persoalan politik dan keamanan menjadi kendala yang bisa jadi batu sandungan bagi sejumlah ''naga'' yang ingin datang ke Indonesia. ''Banyak naga (pengusaha dan modal asing) yang belum kembali atau naga yang ingin menanamkan ivestasi mereka terkendala oleh situasi politik dan keamanan yang tidak stabil,'' kata seorang pengusaha elektronik. Naga-naga yang dimaksud pengusaha ini tergolong naga emas alias para pengusaha besar.

Menurut kalangan pengusaha ini, berbagai kerusuhan yang masih terjadi, persoalan perbankan yang carut marut, politikus dan pengamat yang lebih suka berdebat di televisi dan media cetak, membuat para ''naga'' di luar (negeri) dan ''naga'' yang di dalam (negeri) berpikir keras untuk
kembali menanam investasi mereka.


Kalau saja iklim politik dan keamanan sangat kondusif untuk mendukung dunia usaha, kalangan pengusaha ini yakin Tahun Naga Emas benar-benar menjadi tahun keberuntungan. ''Krisis moneter hanya salah satu sebab hancurnya perekonomian, sebab-sebab yang lain lebih dominan,'' kata pria yang mengaku sudah mulai bisa melupakan kasus kerusuhan 12 Mei tahun 1998 dan sejak beberapa bulan ini mulai kembali menata bisnisnya di Glodok dan Mangga Dua.

Tepat pukul 00.00 setelah 4 Februari (masuk 5 Februari) nanti malam, pintu Naga Emas terkuak dan Imlek pun dirayakan dengan suka cita oleh seluruh warga keturunan Tionghoa. Persoalan umum yang tersisa adalah : apakah Naga Emas benar-benar membawa keberuntungan, walahu'alam.

Yang pasti, besok bakal banyak toko di kawasan Jakarta Kota yang tutup dan mudahan Senin lusa buka kembali dan Naga Emas masuk dengan benar-benar membawa keberuntungan bagi semua orang !

Dimuat di Harian Umum Glodok Standard, Jakarta edisi 4 Februari 2000

Diposting ke milis tionghoa-net 5 Pebruari 2000.